Saturday, February 1, 2014

Total 12 Korban Tewas Tanah Longsor di Jombang Dievakuasi

Metrotvnews.com, Jombang: Tim gabungan yang melakukan pencarian korban tanah longsor didi Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

Hingga kini jumlah korban yang sudah ditemukan sebanyak 12 orang.
   
Kini tim gabungan masih mencari dua korban lagi yang diduga masih berada di timbunan tanah. Bahkan, pencarian difokuskan ke sungai yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
   
"Sampai sekarang total korban yang ditemukan baru 12 orang. Lima kita temukan Kamis (30/1)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Jatim Sudarmawan di Surabaya, kemarin.
   
Proses pencarian akan terus dilakukan sampai menemukan dua korban tersebut. Vila pencarian difokuskan di tanah longsor kali ini diperluas di sungai.

Editor: Edwin Tirani

Banjir Bandang dan Longsor Putus Jalur Malang - Kediri

Metrotvnews.com, Malang: Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Malang, Jawa Timur, sejak Jumat pekan lalu mengakibatkan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik.

Longsor sepanjang puluhan meter di kawasan Pujon memutuskan jalur lalu lintas utama penghubung Kota Malang, Batu, Kediri, dan Jombang. Sementara banjir bandang yang terjadi di sepanjang daerah aliran Sungai Konto merubuhkan sebuah jembatan desa setempat dan merusak sejumlah rumah warga.

Sementara satu orang warga dilaporkan hilang setelah satu unit <>backhoe yang digunakannya membenahi Sungai Konto tertimbun material keras dan terbenam di dasar sungai yang beraliran deras.

Hingga Sabtu (1/2/2014) dini hari ini, puluhan warga Kedungrejo, Kecamatan Pujon, terus bersiaga di luar rumah mereka. Sebuah jembatan beton sepanjang 10 meter yang menghubungkan tiga desa, putus dan hilang diterjang derasnya air sungai.

Akibatnya warga harus memutar sejauh 10 km banjir bandang Sunagi Konto, juga merusak sejumlah warung dan rumah warga. Bahkan seorang operator kendaraan berat jenis <>backhoe dilaporkan hilang sesaat setelah banjir bandang disertai kayu dan batu berukuran besar menghantam dan menguburnya di dasar sungai.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) mengitung telah terjadi longsor di 13 titik, di sepanjang jalur utama Malang, Kediri, Jombang di Kecamatan Pujon.

Longsor terbesar terjadi di Desa Ngeprih, tebing setinggi delapan meter sepanjang 20 meter lebih, longsor dan menutup seluruh badan jalan.

Satu unit traktor yang diturunkan hingga Sabtu pagi tadi masih belum mampu membersihkan material tanah dan kayu besar yang menutup jalur utama Malang, Batu, Kediri, dan Jombang, sejak pukul 05.00 WIB Jumat kemarin.

Hingga saat ini puluhan petugas dari BPBD, SAR, TNI, Polri, Tagana, dan PMI masih terus melakukan pembersihan. Diharapkan hari ini jalan penghubung antar provinsi ini dapat dilalui kendaraan bermotor kembali.

Editor: Laela Zahra

Erupsi Gunung Sinabung Membawa Korban

3 Orang Terluka Kena Awan Panas Sinabung
Luncuran awan panas Gunung Sinabung saat erupsi terlihat dari Desa Suka Ndebi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (4/1/2014). Aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat ditandai dengan munculnya lava pijar dan luncuran awan panas.
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI

TRIBUNNEWS.COM - Gunung Sinabung kembali erupsi disertai awan panas pada Sabtu (1/2/2014). Meskipun aktivitas erupsi kecenderungannya menurun namun erupsi tetap terjadi dengan intensitas yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, pada hari ini terjadi erupsi disertai awan panas yang menerjang 3 orang di sekitar Desa Sukameriah.
Informasi sementara 3 korban luka-luka adalah Sehat Sembiring (48) dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke Desa Sukameriah di bagian atas di 2,7 km dari kawah G.Sinabung. Korban ketiga adalah Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang menengok rumahnya setelah ditinggal mengungsi. Ketiga korban saat ini dirawat intensif di RS. Evarina Etatham Kabanjahe, Karo.
Desa Sukameriah terletak di 3 km di selatan G.Sinabung yang sangat berbahaya karena sangat berdekatan dengan lintasan awan panas yang mencapai 4,5 km. Radius 5 km dari puncak G.Sinabung adalah daerah yang harus dikosongkan dari aktivitas masyarakat, namun masih banyak masyarakat yang kembali ke rumah pada siang hari, dan malam hari kembali ke pengungsian.
Erupsi G. Sinabung pada Sabtu (1/2) adalah:
Pukul 10.30.10 Wib: erupsi setinggi 2.000 meter, durasi 474 detik, luncuran awan panas 4,5 km ke arah selatan-tenggara.
Pukul 10.38.05 Wib: erupsi selama 219 detik. Tinggi kolom tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik erupsi sebelumnya.
Pukul 11.27.54 Wib: erupsi selama 84 detik. Visual tertutup kabut. Luncuran awan panas 3 ke arah selatan.
Hingga saat ini masih ada 16 desa yang masih harus dikosongkan karena berbahaya. Pengungsi belum boleh pulang. 16 desa tersebut adalah Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, ekerah, Simacem, Kutarayat, Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Mardinding, Temberun, dan Perbaji.
Petugas saat ini sudah berada di sekitar lokasi dan pengamanan diperketat.

Sumber : Tribunnews


Thursday, January 30, 2014

Puting Beliung di Banyuwangi, 87 Rumah Rusak

Rabu, 29 Januari 2014 | 21:42 WIB 

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Angin puting beliung menerjang tiga dusun di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (29/1/2014). Sebanyak 87 rumah di tiga dusun, yaitu Dusun Sidomekti, Sidorejo Kulon, dan Sidorejo Wetan, rusak.

Bupati Indramayu: Bantuan Pascabanjir Belum Ada

Bupati Indramayu, Anna Sophanah
Rabu, 29 Januari 2014, 15:20 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bupati Indramayu Anna Sophanah mengatakan, pemerintah pusat dan provinsi baru sebatas menyalurkan bantuan sembako. Sedangkan bantuan pascabanjir, hingga kini belum ada.

Atasi Banjir Pantura, Pemerintah Siapkan Modernisasi Irigasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, menyiapkan sejumlah langkah modernisasi irigasi.
Hal itu dimaksudkan untuk mengatasi banjir yang merendam jalur pantura maupun desa-desa yang sungainya berada di bawah kewenangan BBWS Citarum.

‘’Modernisasi irigasi itu dilaksanakan pada lima aspek,’’ ujar Kepala BBWS Citarum, Adang Syah Ahmad, di sela-sela kunjungan ke lokasi banjir bersama Komisi V DPR RI di Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Rabu (29/1).

Dana Penanggulangan Bencana Daerah Masih Rendah

Rabu, 29 Januari 2014, 03:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah masih rendah. Padahal angka kerugian akibat bencana yang terjadi selama periode Januari tahun ini saja sudah mencapai triliunan rupiah.

Katulampa Siaga I, Warga Jakarta Bersiaplah Pagi ini!

Kamis, 30 Januari 2014 | 00:39 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencara Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ketinggian air di Pintu Air Katulampa per Rabu (29/1/2014) pukul 23.27 adalah 220 sentimeter (cm) atau Siaga I. Sementara itu, ketinggian air di Pintu Air Depok per pukul 23.00 adalah 180 cm atau Siaga IV, dan Pintu Air Manggarai per pukul 23.52 adalah 780 cm atau Siaga III.

Wednesday, January 29, 2014

Banjir, Harga Sayuran Merangkak Naik

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/komoditas-sayuran-_131111193732-690.jpgSelasa, 21 Januari 2014, 19:59 WIB REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang melanda jalur utama pantura Indramayu dan jalur pantura tengah Indramayu sejak empat hari terakhir, masih belum surut, Selasa (21/1). Kondisi itupun berdampak pada naiknya harga sayuran di pasar tradisional.

Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, kenaikan harga itu terjadi pada hampir semua jenis sayuran. Di antaranya tomat dari Rp 4 ribu per kg menjadi Rp 8 ribu per kg, kentang dari Rp 8 ribu per kg menjadi Rp 10 per kg.

Pemerintah Akui Banjir Picu Kenaikan Harga

Sejumlah pengguna jalan terjebak banjir di Jalur Pantura Kudus-Pati, Jati, Kudus, Jateng, Selasa (21/1). Untuk kendaraan pribadi jalur Pantura Kudus-Pati dialihkan melalui Jepara dan Demak akibat jalan di sejumlah titik tergenang banjir setinggi 20-100 cm REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengakui dampak bencana banjir telah memicu lonjakan harga kebutuhan pokok di masyarakat. Hal ini diakibatkan gangguan distribusi dan kerusakan sejumlah infrastruktur yang terjadi di berbagai daerah di tanah air yang terdampak banjir.

Hal ini disampaikan Hatta saat melakukan kunjungan kerja di hutan Penggaron, Ungaran,

BNPB: Kebijakan Presiden soal Debitur Sinabung Ditindaklanjuti

28 Jan 2014
Jakarta, (Analisa). Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal keringanan pembayaran kredit bagi debitur yang menjadi pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung segera ditindaklanjuti, kata pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Pengungsi Sinabung Pun Ditagih Bayar Listrik

Senin, 27 Januari 2014 08:31 WIB
Pengungsi Sinabung Pun Ditagih Bayar ListrikTRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sejumlah pengungsi masih ditagih PT Perusahaan Listrik Negara membayar listrik di rumah mereka. Padahal para pengungsi sudah dua hingga tiga bulan meninggalkan rumah akibat aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Neli Sitepu (43), warga Desa Kuta Tonggal, Minggu (26/1/2014) mengatakan, pekan lalu petugas PLN datang ke lokasi pengungsian dan memintanya membayar tagihan

Langganan Banjir, 5 Daerah Pantura Ternyata Tak Punya BPBD

Senin, 27 Januari 2014 | 06:38 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com — Lima daerah di sepanjang pantai utara Jawa Barat, yang menjadi langganan terendam banjir bila musim hujan tiba, ternyata belum mempunyai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Mulai dari Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, sampai Cirebon ternyata belum punya BPBD. Padahal, daerah tersebut dilanda banjir," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, saat meninjau dampak banjir di Desa Jagapura Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Minggu (26/1/2014).

"Tidak Heran Bencana di Indonesia Terjadi Terus-menerus"

Selasa, 28 Januari 2014 | 15:16 WIB 
JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dinilai karena eksploitasi sumber daya alam (SDA). Eksploitasi alam yang dilakukan selama bertahun-tahun tanpa memikirkan keseimbangan ekosistem telah membuat alam Indonesia menjadi rentan terhadap bencana.