REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, menyiapkan sejumlah langkah modernisasi irigasi.
Hal itu dimaksudkan untuk mengatasi banjir yang merendam jalur
pantura maupun desa-desa yang sungainya berada di bawah kewenangan BBWS
Citarum.
‘’Modernisasi irigasi itu dilaksanakan pada lima
aspek,’’ ujar Kepala BBWS Citarum, Adang Syah Ahmad, di sela-sela
kunjungan ke lokasi banjir bersama Komisi V DPR RI di Desa Bugel,
Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Rabu (29/1).
Adapun kelima
aspek itu, sebut Adang, yakni prasarana irigasi misalnya embung, pintu
air dan saluran air, ketersediaan air, manajemen pengoperasian irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia (SDM)
pelaksananya.
Dengan modernisasi irigasi, kinerja irigasi akan
menjadi lebih baik. ‘’Hal itu akan dilaksanakan pada akhir tahun 2014
nanti,’’ kata Adang.
Adang menambahkan, modernisasi irigasi tersebut merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir di pantura.
Untuk jangka pendek, di antaranya dengan menghilangkan bottle neck (penyempitan) sungai sehingga air dapat dengan cepat terbuang ke laut.
Hal
itu seperti yang terjadi di sungai Bugel, Desa Bugel, Kecamatan Patrol,
Kabupaten Indramayu. Sungai selebar 15 meter itu, memiliki jembatan
yang hanya selebar tujuh meter. Akibatnya, laju deras air menjadi
meluber.
Sedangkan solusi jangka menengah, lanjut Adang, dengan
normalisasi sungai. Dengan demikian, sungai dapat menampung air lebih
banyak dan dapat mencegah meluapnya air sungai.
‘’Untuk mengatasi
banjir pantura, dibutuhkan kerja sama semua sektor yang terkait,
termasuk dengan pemerintah daerah,’’ tegas Adang.
Hal senada
diungkapkan anggota Komisi V DPR RI, Yoseph Umar Hadi. Pihaknya
melibatkan sejumlah kementerian, terutama Kementerian PU dan Kementerian
Perumahan Rakyat, untuk penanganan pascabanjir. Pihaknya pun mendorong
agar masalah-masalah yang menjadi penyebab banjir dapat segera teratasi.