Luncuran awan panas Gunung Sinabung saat erupsi terlihat dari Desa Suka
Ndebi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (4/1/2014). Aktivitas
Gunung Sinabung terus meningkat ditandai dengan munculnya lava pijar dan
luncuran awan panas. TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI |
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Sinabung kembali erupsi
disertai awan panas pada Sabtu (1/2/2014). Meskipun aktivitas erupsi
kecenderungannya menurun namun erupsi tetap terjadi dengan intensitas
yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
menyebutkan, pada hari ini terjadi erupsi disertai awan panas yang
menerjang 3 orang di sekitar Desa Sukameriah.
Informasi sementara 3 korban luka-luka adalah Sehat Sembiring (48)
dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke
Desa Sukameriah di bagian atas di 2,7 km dari kawah G.Sinabung. Korban
ketiga adalah Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang
menengok rumahnya setelah ditinggal mengungsi. Ketiga korban saat ini
dirawat intensif di RS. Evarina Etatham Kabanjahe, Karo.
Desa Sukameriah terletak di 3 km di selatan G.Sinabung yang sangat
berbahaya karena sangat berdekatan dengan lintasan awan panas yang
mencapai 4,5 km. Radius 5 km dari puncak G.Sinabung adalah daerah yang
harus dikosongkan dari aktivitas masyarakat, namun masih banyak
masyarakat yang kembali ke rumah pada siang hari, dan malam hari kembali
ke pengungsian.
Erupsi G. Sinabung pada Sabtu (1/2) adalah:
Pukul 10.30.10 Wib: erupsi setinggi 2.000 meter, durasi 474 detik, luncuran awan panas 4,5 km ke arah selatan-tenggara.
Pukul 10.38.05 Wib: erupsi selama 219 detik. Tinggi kolom tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik erupsi sebelumnya.
Pukul 11.27.54 Wib: erupsi selama 84 detik. Visual tertutup kabut. Luncuran awan panas 3 ke arah selatan.
Hingga saat ini masih ada 16 desa yang masih harus dikosongkan karena
berbahaya. Pengungsi belum boleh pulang. 16 desa tersebut adalah
Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber,
Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, ekerah, Simacem, Kutarayat,
Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Mardinding, Temberun,
dan Perbaji.
Petugas saat ini sudah berada di sekitar lokasi dan pengamanan diperketat.
Sekilas Gunung Sinabung
Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600 tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010.
Agustus 2010
Gunung Sinabung pada 20 Maret 2010 dilihat dari lereng Gunung Sibayak |
Gunung Sinabung pada 10 September 2010 |
Sejak 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung mengeluarkan lava.
Status gunung ini dinaikkan menjadi "Awas". Dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung.
Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara.
Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya.
September 2010
Pada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi
sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul
18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3
kilometer. Letusan kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.
Pada tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini
merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal
29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer.
Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara.
Letusan 2013
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September
2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal
15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore
harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore
hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.
Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga
tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan ke level 3
menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, pada
tanggal 29 September 2013 status diturunkan menjadi level 2, Waspada.
Namun demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.
Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan
letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November
2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi Siaga, dan pada
tanggal 24 November 2013 menjadi Awas. Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan.
Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas
sampai 1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan
sejak dini hari. Erupsi (letusan) terjadi lagi empat kali pada tanggal
23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya,
sebanyak lima kali. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan abu vulkanik. Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dinaikkan ke level tertinggi, level 4 (Awas).
Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus diungsikan. Status ini terus
bertahan hingga memasuki tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan
awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014.
Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan
luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini
memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.
Sumber : Wikipedia