Saturday, February 15, 2014

ERUPSI GUNUNG KELUD

Abu vulkanik tak akan ke luar Pulau Jawa

Wilayah Gunung Kelud diguyur hujan, waspadai lahar dingin

Wilayah Gunung Kelud diguyur hujan, waspadai lahar dingin - Abu vulkanik tak akan ke luar Pulau Jawa - Pasca erupsi Gunung Kelud, hujan pun turun mengguyur. BMKG dan PVMBG mengingatkan kemungkinan munculnya lahar dingin yang berbahaya.
(Foto: IRFAN MAULANA)Pasca erupsi Gunung Kelud, hujan pun turun mengguyur. BMKG dan PVMBG mengingatkan kemungkinan munculnya lahar dingin yang berbahaya.




Jumat, 14 Februari 2014 16:10 WIB
LENSAINDONESIA.COM: Pasca erupsi Gunung Kelud yang membuat suasana wilayah Jawa Timur dan sekitarnya berselimut abu vulkanik, hujan pun turun mengguyur.
Berdasar tangkapan radar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya, hujan dengan intensitas ringan turun di sejumlah wilayah seperti di Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.
Bambang Setiajid, Kepala Seksi Data BMKG Juanda menjelaskan, area yang dilanda hujan sebagian besar ada di sebelah timur Gunung Kelud.
“Kediri kota, Trenggalek, Ponorogo hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Arah Malang, Lawang juga hujan. Hanya Blitar yang terpantau tak hujan,” ungkap Bambang saat dihubungi LICOM lewat telepon selulernya, Jumat (14/02/2014).
Selain itu, jarak pandang yang ada di sekitar Gunung Kelud juga terpantau gelap yang disebabkan abu vulkanik. “Cuacanya cenderung gelap tapi bukan karena awan, itu adalah abu vulkanik yang terbawa angin,” katanya.
Dikonfirmasi terkait penyebaran abu vulkanik, pihaknya menyatakan bahwa penyebaran abu Gunung Kelud yang meletus pada Kamis (13/02/2014) malam itu paling jauh hanya di Jawa Tengah dan Pulau Madura.
“Angin yang berhembus ke arah barat daya dengan kecepatan 5 sampai 30 km/jam. Mengarah ke Surabaya sampai sebagian Madura, juga ke arah sebaliknya sekitar Jawa Tengah,” imbuhnya.
Pihaknya menegaskan, abu vulkanik Gunung Kelud tak akan jauh menyebar ke wilayah lain karena di atas lapisan atas pusaran angin yakni sekitar 14.500 meter, arah angin akan berbalik ke timur laut.
“Karena itulah sebaran debu sampai kemana-mana. Tapi karena arahnya berbalik lagi sehingga tak akan mencapai wilayah luar Jawa,” tandasnya.
Sebelumnya, Surono, Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang juga staf ahli Menteri ESDM meminta seluruh warga yang ada di sekitar Gunung Kelud tetap mematuhi rekomendasi PVMBG agar tidak masuk wilayah 10 kilometer dari Gunung Kelud.
Penyebabnya, hingga kini gunung berapi yang paling aktif di Indonesia ini statusnya masih awas atau level tertinggi.
Surono juga berharap tidak terjadi hujan deras di puncak Gunung Kelud, karena hal itu bisa menyebabkan terjadinya lahar dingin. Material gunung api yang berat dan terbawa lahar dingin dapat menghancurkan apa saja yang menghalangi.
“Kita harus hati-hati bila terjadi hujan. Air hujan bisa menggerus dan membawa material yang dapat menghancurkan bangunan,” tutupnya.@sarifa
==== ooo ====

Abu Kelud Lebih Tebal di Yogya daripada Malang


Sebab Abu Kelud Lebih Tebal di Yogya daripada Malang
TEMPO.COYogyakarta - Abu dampak letusan Gunung Kelud dirasakan hingga daerah yang berjarak ratusan kilometer di bagian barat di Garut, Jawa Barat. Di Yogyakarta yang jaraknya 242 kilometer dari Kediri, hujan abu bahkan dirasakan lebih tebal ketimbang di Malang yang letaknya tak begitu jauh dari Gunung Kelud.
Menurut situs http://volcano.ssec.wisc.edu/ yang memuat gambar live citra udara abu Gunung Kelud, hal ini disebabkan tiupan angin menuju ke arah barat daya. Akibatnya, abu yang terbawa angin jatuh di daerah-daerah di bagian barat dan barat daya Kediri, antara lain Solo, Yogyakarta, Purwokerto, bahkan hingga beberapa kota di Jawa Barat bagian timur. Karena itu, abu di wilayah itu lebih tebal di banding daerah sekitar Kelud, seperti Malang.
Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kediri, Blitar, dan Kabupaten Malang ini statusnya ditetapkan menjadi awas atau level IV pada pukul 22.15 WIB, Kamis, 13 Februari 2014. Lalu, sekitar pukul 22.50 WIB, gunung tersebut meletus dengan mengeluarkan semburan lava dan lontaran material ke udara hingga ribuan meter.
Letusan terus-menerus terjadi sejak letusan pertama pukul 22.50 WIB itu. Hingga pukul 02.00 WIB, Jumat, 14 Februari 2014, masih terlihat letusan diikuti kilatan petir.
Sejak letusan pertama, petugas di pos pengamatan Gunung Kelud langsung mengosongkan lokasi pengamatan yang berada dalam radius berbahaya. Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mulai meninggalkan pos pukul 22.50 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Nugroho mengatakan erupsi Kelud setinggi 17 kilometer melontakan jutaan meter kubik abu vulkanik. Abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut, pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut, dan lapisan 9.000 meter ke arah barat.
Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfir dan menyebar ke daerah yang jauh dari Kelud. "Karena itu, di wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir," kata Sutopo.
TRIP B | NAFI
==== 000 ====

Erupsi Gunung Kelud Masuk Kategori Letusan Dalam

Dentuman erupsi Kelud di perbatasan Kediri, Malang, dan Blitar, Kamis (13/2) pukul 22.50 WIB, terdengar sampai Daerah Istimewa Yogyakarta

gunung keludGunung Kelud (Oki Lutfi/Fotokita.net)
Dentuman letusan Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar, Kamis (13/2) pukul 22.50 WIB, terdengar sampai Daerah Istimewa Yogyakarta. Suara tersebut dilaporkan terdengar oleh warga di Gunung Kidul.
"Suara yang terdengar oleh masyarakat Yogyakarta merupakan dentum letusan Gunung Kelud," terang Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta (BPPTKG) Subandriyo, Jumat (14/2) dini hari.
Subandriyo mengungkapkan, BPPTKG juga terus melakukan pemantuan aktivitas getaran yang terjadi di Gunung Kelud. Sebab, sebagian besar alat pemantauan di Gunung Kelud berada di BPPTKG.
"Getaran Kelud juga terekam dari seismograf di Stasiun Deles. Sebab, sumber letusannya sangat dalam," kata Subandriyo. Menurutnya, letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) masih awalan, dan belum mencapai puncaknya.
(Wijaya Kusuma/Kompas.com)

==== ooo ====

 Erupsi Gunung Kelud 2014 Lebih Dahsyat Ketimbang 1990

Bisnis.com, JAKARTA - Erupsi Gunung Kelud 2014, tepatnya yang terjadi pukul 22.50 WIB, Kamis (13/2) dinilai lebih dahsyat daripada letusan Kelud pada 1990.
Wakil Bupati Kediri Maskuri menjelaskan jika pada erupsi pada 1990 wilayah Kabupaten Kediri hanya merasakan hujan abu, kini mengalami hujan kerikil.
"Erupsi Kelud kali ini lebih besar daripada erupsi pada 1990. Dahulu di Kabupaten Kediri hanya merasakan debu, kali ini mengalami hujan kerikil yang berjarak radius 35 km," ujarnya, dalam wawancara langsung dengan TVOne, Jumat dinihari (13/2).
Dia menjelaskan di ring satu sudah diungasikan sebanyak 5.000 warga 66.000, dan total warga yang mengungsi mencapai 66.000
Pemkab Kediri, ujar Maskuri, telah menyiapkan lokasi evakusi di 117 titik .

==== ooo ====

Gunung Kelud meletus, radius 30 km hujan batu

Gunung Kelud meletus, radius 30 km hujan batu - Lokasi pengungsian belum siap - Erupsi.
LENSAINDONESIA.COM: Letusan Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur membuat warga sekitar panik. Pasalnya, erupsi gunung api ini memuntahkan batu, kerikil dan abu sejauh lebih dari 30 km.
Sebagian warga mulai menjauh dari radius 10 km dari kubah lava.
“Malam ini masyarakat sudah mulai berbondong-bondong mengungsi. Ada yang naik motor, ada yang naik kendaraan pribadi,” ujar Adi, warga Desa Tawang, Kamis malam (13/02/2014).
Pengungsian ini dilakukan secara mendadak oleh warga yang bertempat tinggal di radius 10 km dari puncak Kelud tidak dikoordinir aparat desa maupun petugas evakuasi.
“Panik semua mas, karena dari radio HT sudah diinformasikan kalau Gunung Kelud sudah meletus. Makanya kami hanya membawa barang seadanya saja,” tambahnya.
Saat ini ribuan warga memadati di Lapangan Desa Tawang ini yang dijadikan lokasi pengungsian. Ironisnya lokasi penampungan ternyata masih belum siap. Padahal masyarakat sudah banyak yang berdatangan.
Status awas Gunung Kelud telah disebarluaskan kepada masyarakat, yang tinggal di radius 10 km dari kubah lava. Di Kabupaten Kediri warga yang tinggal di zona bahaya ini jumlahnya mencapai 66.130 jiwa.
Sesuai gladi posko yang digelar Kamis pagi, sudah disiapkan ratusan armada truk untuk mengangkut pengungsi. Namun yang ditunggu warga hingga semalam masih belum muncul. Warga memanfaatkan kendaraan milik warga yang ada untuk mengungsi.@fen/sis
==== ooo ====